Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Cirendeu bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (BEM UMJ) lakukan unjuk rasa menyoal tragedi yang terjadi di Rempang dan Air Bangis. Para mahasiswa melakukan unjuk rasa di depan Istana Presiden, Jum’at (29/09/2023).
Baca juga : Pengajian Fokal IMM Bahas Muhammadiyah dan Pemilu 2024
Unjuk rasa mengkritisi status pertanahan adat, investasi, dan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat keamanan dalam upaya memindahkan Masyarakat. Menurut hasil kajian strategis yang dilakukan IMM Cirendeu dan BEM UMJ, tindakan pemerintah dilakukan demi kepentingan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Permenko Bidang Perekonomian RI, nomor 7, tahun 2023 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional.
Dalam hal ini setidaknya ada tujuh tuntutan yang disampaikan kepada pemerintah pusat Republik Indonesia Joko Widodo termasuk aparat. Pertama menuntut agar mengakui serta menghormati Hak Masyarakat Adat baik di Pulau Rempang dan Nagari Air Bangis. Kedua, melaksanakan Reforma Agraria untuk melakukan pengelolaan proyek strategis nasional dengan memiliki akal sehat dan hati Nurani yang bersih dengan menjunjung tinggi nilai hak asasi. Ketiga, menerapkan asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam pengambilan keputusan maupun kebijakan dengan benar-benar mendengar partisipasi publik dan masyarakat terdampak. Keempat, untuk tidak melakukan penggusuran maupun penggeseran untuk direlokasi yang merugikan masyarakat Rempang.
Kelima, menuntut Kepolisian RI untuk tidak mengulangi tindakan kekerasan maupun kriminalisasi terhadap masyarakat Rempang dan Air Bangis. Keenam, menuntut Kepolisian RI untuk meninjau dan mengevaluasi kembali keberhasilan pengakualisasian reformasi kepolisian terhadap penerapan dengan slogan presisi, sebagai akronim dari produktif, berupa melaksanakan tugas secara cepat dan tepat, responsive, humanis, transparan, bertanggung jawab, dan berkeadilan. Ketujuh, menuntut untuk mewujudkan Kepolisian yang ideal sebagai jaminan keamanan untuk mendukung program pembangunan nasional, menjadikan institusi Polri sebagai aparatur penegak hukum yang melayani dan menjadi teladan, serta senantiasa merawat kebhinekaan.
Ratusan Kader IMM Cabang Cirendeu dan Mahasiswa UMJ memenuhi separuh jalan di kawasan Patung Arjuna Wiwaha atau dikenal dengan Patung Kuda Jakarta Pusat dengan tertib untuk bersuara di jalan dengan tujuan agar pemerintah mendengar aspirasi keresahan masyarakat yang ada dibandingkan dengan kepentingan kaum tertentu.
Ketua Umum PC IMM Cabang Cirendeu Asyraf Al Faruqi Tuhulele mengungkapkan bahwa aksi membela masyarakat Rempang dan Air Bangis merupakan bentuk nyata bahwa mahasiswa selalu menjadi garda terdepan melawan ketidakadilan di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Tragedi yang terjadi di Pulau Rempang dan Nagari Air Bangis telah menyakiti hati masyarakat Indonesia, bukan hanya suku Melayu saja. Hari ini Rempang dan Air Bangis, besok mungkin desa-desa lainnya. Kita dipaksa untuk pindah karena kepentingan segelintir orang yaitu pemerintah yang menjadi boneka oligarki perekonomian di Indonesia. Jangan mundur, tunjukan bahwa mahasiswa masih berada di garda terdepan membela ketidakadilan dan penindasan masyarakat,” tutur Asyraf.
Aksi unjuk rasa dilakukan berdasarkan pada hasil kajian strategis bersama para ahli. Sebagaimana disampaikan Ketua Bidang Hikmah PC IMM Cirendeu Achmad Fauzan bahwa kajian strategis yang dilanjutkan dengan unjuk rasa dipantik rasa kemanusiaan.
Fauzan mengatakan bahwa unjuk rasa bertujuan memberikan peringatan pada pemerintah tentang kebijakan dan keputusannya yang menggambarkan kemunduran bahkan merusak moral dan citra reformasi dalam menegakkan demokrasi dan memberantas korupsi. “Pengesahan KUHP yang baru ini akan mengancam kebebasan berdemokrasi dan mempermudah syahwat untuk berbuat korupsi karena ringannya ancaman pidana dari tindak pidana korupsi,” ungkapnya.
Adapun, Ketua BEM UMJ Sarlin Wagola mengatakan bahwa mahasiswa merupakan agen perubahan yang harus memiliki kepekaan terhadap isu-isu sosial dan politik serta mampu memperjuangkan nilai-nilai yang baik dan tidak kabur dari substansinya.
“Sebagai mahasiswa kita harus memiliki kepekaan dan rasa tanggung jawab terhadap isu sosial dan politik, jangan sampai gerakan mahasiswa mati, check and balance kekuasaan tidak hadir dari kita sebagai agen perubahan yang tentu sebagai orang yang terpelajar dapat mengaktivasi teori di ruang kelas ke lapangan seperti hari ini,” ungkap Sarlin.
Sebelumnya, IMM Cabang Cirendeu melakukan rapat konsolidasi, guna memaparkan poin-poin serta menyiapkan segala bentuk kebutuhan pada hari unjuk rasa. Telah diketahui, IMM Cabang Cirendeu merupakan salah satu pimpinan cabang yang berada dalam naungan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) DKI Jakarta. Bukan hal baru keterlibatan IMM Cabang Cirendeu dibeberapa unjuk rasa, sebab IMM Cabang Cirendeu peduli dan aktif melihat fenomena dan gejala-gejala sosial. (IMM/Cireundeu)
Editor: Dian Fauzalia