Dalam rangkaian peringatan hari jadi Association of South East Asia Nations (ASEAN) ke-56 yang jatuh pada 8 Agustus 2023, Universitas Muhammadiyah Jakarta yang merupakan mitra ASEAN-IPR (Institute for Peace and Reconciliation) akan menyelenggarakan kegiatan University Tour.
Baca juga : Keterlibatan Perempuan Sebagai Agen Perdamaian di ASEAN
Kegiatan yang akan digelar Jumat, 18 Agustus 2023, ini adalah salah satu program yang diinisiasi oleh ASEAN-IPR yang berperan dalam mengembangkan studi dan penelitian seputar isu perdamaian, pencegahan dan resolusi konflik melalui program University Tour yang rutin digelar secara bergiliran di setiap negara anggota ASEAN.
Kegiatan University Tour ini akan mengajak mahasiswa tingkat akhir yang sedang persiapan tugas akhir ikut terlibat dalam sebuah coaching clinic. Diharapkan klinik ini menjadi ranah mahasiswa bertukar pikiran dengan fasilitator yang berasal dari negara anggota ASEAN, hingga duta besar yang juga anggota dari Governing Council ASEAN-IPR.
Narasumber yang akan hadir nanti adalah H.E. I Gusti Agung Wesaka Puja (Excecutive Director of ASEAN-IPR), Debbie Affianty, M.Si. (dosen dan Direktur Laboratory of Indonesian Global Studies FISIP UMJ), dan H.E. Hjayceelyn M. Quintana (Representative of Philippines to the ASEAN Governing Council).
“Akademisi adalah kalangan penting, terlebih mahasiswa sebagai masa depan negara dan bangsa. Oleh sebab itu kami perlu menyentuh kalangan akademisi dalam rangka membangun awareness tentang ASEAN dan ASEAN-IPR dan tentu sebagai ajang dialog,” ungkap Representative of Indonesia to the ASEAN-IPR (Institute for Peace and Reconciliation) Advisory Board H.E. Artauli RMP Tobing, pada Rabu (09/08/2023).
Menurut Artauli, melalui program ini mahasiswa dapat mengungkapkan gagasan dan pemikirannya untuk memperkaya kegiatan yang dapat dilakukan oleh ASEAN-IPR. Mahasiswa menjadi stakeholder penting dalam mengkaji dan menghasilkan gagasan untuk mewujudkan budaya perdamaian.
Peringatan hari jadi ASEAN tahun ini mengambil tema Epicentrum of Growth. Dalam ASEAN Day yang digelar di Jakarta pada 8 Agustus 2023, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk bekerja sama menjadikan ASEAN sebagai jangkar perdamaian.
Menyikapi ajakan ini, Artauli menegaskan bahwa, sebagai salah satu negara yang turut menandatangani kesepakatan pendirian ASEAN, Indonesia memiliki kekuatan untuk mewujudkan perdamaian.
“Kemampuan Indonesia untuk bisa menggerakkan perdamaian itu dasarnya kuat karena telah membuktikan pada dunia bahwa Indonesia negara yang damai,” ungkapnya. Itu dibuktikan dengan bangsa Indonesia yang bisa hidup berdampingan dengan damai di tengah kemajemukan.
Selain itu Indonesia juga pernah turut berupaya menegakkan perdamaian negara sahabat. Salah satunya menjadi mediator yang memfasilitasi perdamaian antara Pemerintah Filipina dan MILF (Moro Islamic Liberation Front) pada 1976 atas penugasan dari Organisasi Kerja sama Islam (OKI).
Peran tersebut tidak lain karena menurut Artauli, Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dan dianggap memiliki kepemimpinan dalam menegakkan perdamaian.
“Di ASEAN-IPR, kalau bicara perdamaian, yang dianggap bisa membagi pengalaman perdamaian itu adalah Indonesia. Karena Indonesia selalu dianggap memliki leadership quality dalam membangun perdamaian,” pungkasnya.
Editor : Tria Patrianti