• Wednesday, October 11, 2023

    Dua Dekan UMJ Dikukuhkan Sebagai Guru Besar

    Oleh :
    Mutiara Halimatu's Sadiyah
    guru besar UMJ
    Prof. Ma’mun Murod, M.Si., Prof. Evi Satispi, M.Si., Prof. Dr. Iswan, M.Si., dan Prof. Masyitoh Chusnan, M.Ag., seusai penyematan lencana Guru Besar, di Auditorium dr. Syafri Guricci, Selasa (26/09/2023).
     
     

    Universitas Muhammadiyah Jakarta mengukuhkan dua Guru Besar baru yaitu Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Prof. Dr. Iswan, M.Si., dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Prof. Dr. Evi Satispi, M.Si. Acara pengukuhan ini berlangsung di Auditorium dr. Syafri Guricci Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK), Selasa, (26/09/2023).

    Baca juga : UMJ Kembali Kukuhkan Dua Guru Besar

    Prof. Evi Satispi, M.Si., dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Administrasi Publik Berdasarkan Surat Keputusan Kemendikbudristekdikti RI Nomor 37010/M/07/2023 Tentang Kenaikan Jabatan Akademik Dosen, Dr. Evi Satispi dinaikkan jabatannya menjadi Guru Besar bidang Ilmu Administrasi Publik dengan angka kredit 852,50.

    Sementara itu, Prof. Dr. Iswan M.Si., dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Administrasi Manajemen Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Nomor 37256/M/07/2023 Tentang Kenaikan Jabatan Akademik Dosen. Iswan merupakan Guru Besar urutan ke-36 di tahun 2023 dengan angka kredit sebesar 1.050,50.

    Pada pengukuhan, Evi menyampaikan Formulasi kebijakan mitigasi risiko kebencanaan yang berbasis pada data science dan metode forecasting sebagai judul orasi ilmiah yang dibawakannya. Metode forecasting dengan gabungan big data dapat memberikan peringatan dini dalam menghadapi dan menangani bencana yang terjadi di Indonesia.

    Forecasting dapat mempolakan kejadian yang berulang dengan melihat kejadian masa lampau dan masa kini sehingga dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang. Peramalan bencana ini sangat penting dalam upaya mitigasi bencana, karena dapat membantu pemerintah untuk mengambil tindakan preventif, mengatur evakuasi, dan mengalokasikan sumber daya secara efektif,” ujar Evi.

    Evi memformulasikan kebijakan mitigasi risiko dengan metode forecasting dengan melihat data masa lampau. Kemudian, data ini diperkuat dengan sumber data science yang berupa tools di antaranya velocity, volume, value, visualisasi, veracity, variety, virality, viscosity, validity, dan vocabulary. Berdasarkan hasil data tersebut, dapat dilakukan inovasi dan intervensi kebijakan untuk dapat mentreatment dalam memitigasi risiko kebencanaan .

    Pada kesempatan yang sama, Iswan menyampaikan orasi ilmiah berjudul Paradigma Baru Sistem Pembelajaran dan Kepemimpinan Sekolah, Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Perspektif Islam.

    Learning Management System di sekolah sangat bermanfaat untuk meningkatkan standar proses pembelajaran dalam rangka memaksimalkan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Kombinasi kebijakan penyelenggaraan pendidikan dalam era digital harus didukung pengembangan teknologi dalam menata sistem administrasi manajemen pendidikan,” ujar Iswan.

    Penggunaan teknologi untuk pembelajaran di sekolah, dapat berbagi banyak karakteristik dengan Virtual Learning Environment (VLE) yang digunakan oleh institusi pendidikan. Paradigma baru sistem pendidikan juga harus didukung dengan pendidik yang mampu menjadi suri tauladan terhadap peserta didik melalui ucapan, ungkapan, dan perkataan.

    Rektor UMJ, Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., mengucapkan selamat atas dikukuhkannya Dekan FISIP dan FIP. “Prestasi ini tentu sangat luar biasa, dan harus dijadikan contoh oleh dosen lainnya. UMJ saat ini tengah mempersiapkan tujuh lektor kepala untuk diproses menjadi Guru Besar. Tentu ini akan membanggakan bagi UMJ yang InsyaAllah berproses menuju akreditasi unggul,” ujar Ma’mun.

    Hal yang sama juga disampaikan kepala Majlis Diktilitbang, Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag. Ia menyatakan Dikti mendorong para Rektor untuk memperbanyak jumlah professor di Perguruan Tinggi masing-masing. “Kita ingin meraih universitas yang bersertifikat internasional. Minimal 10% jumlah Guru Besar dari keseluruhan dosen. Majlis Dikti juga memiliki program sekolah persiapan menjadi Guru Besar dan program 5000 Doktor. Kami berharap Rektor dapat mendukung program ini,” ungkap Armai.

    Turut hadir Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., Kepala LLDIKTI Wilayah III, Prof. Dr. Toni Toharuddin, S.Si., M.Sc., jajaran Wakil Rektor UMJ beserta Dekanat, tamu undangan dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Warek II Universitas Pancasakti, Ketua Forum Komunikasi FISIP se-Indonesia, Anggota Komisi VI DPR RI, Primus Yustisio, dan yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

    Editor : dian Fauzalia 

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • - Copyright © Hanazono - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -