Bantuan Indonesia untuk Palestina perlu diperkuat terus dalam rangka mendukung Palestina melepaskan diri dari penjajahan Israel. Dengan masih adanya penjajahan ini, Israel tanpa henti melakukan serangan terhadap wilayah Gaza dan sebagian Tepi Barat sehingga banyak korban berjatuhan sejak peristiwa 7 Oktober 2023. Bantuan Indonesia ini tidak hanya berupa doa, bantuan kemanusiaan dan sosial lainnya tetapi juga bantuan berupa desakan kepada berbagai lembaga internasional untuk menghentikan peperangan dan memulihkan kemerdekaan Palestina.
Baca juga : Warek I UMJ: UMJ Siap Memberikan Beasiswa bagi Pelajar Palestina
Demikian salah satu butir pemikiran dalam “Seminar dan Aksi Solidaritas untuk Gaza Palestina: Memperkuat Kebijakan Indonesia untuk Palestina” di kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta, hari Selasa (22/10). Hadir sebagai pembicara adalah anggota DPR Ledia Hanifa Amaliah, S.Si., M.Psi.T., Direktur Lembaga Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban Dr. Ahed Abu Al Atta, Dosen Prodi Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Dr. Sumarno M.Si dan moderator Dr. Asep Setiawan, MA., dari Program Studi Magister Ilmu Politik. Ikut hadir secara virtual dalam aksi solidaritas penggalangan dana adalah Direktur Penghimpunan Lazismu Pusat Edi Muktiono.
Laporan Kementerian Kesehatan Palestina sampai 30 Oktober seperti dilansir Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban telah 8.306 syahid karena serangan Israel. Jumlah itu terdiri dari 3.457 anak-anak, 2.136 perempuan, 400 lansia dan 210 lainnya meninggal di Tepi Barat. Sementara itu serangan Israel terus berlanjut tanpa mempedulikan kawasan bahkan rumah sakit dan tempat ibadah juga terkena pemboman. Di samping itu, Israel memutuskan listrik, aliran air dan menutup perbatasan Gaza.
Berbagai jenis bantuan
Dalam pembukaan seminar, Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Muhamamad Hadi, M.Kep., menyatakan Universitas Muhammadiyah Jakarta menyerukan agar serangan Israel kepada Palestina dihentikan. “Kita semua harus membantu mereka dan memberikan dukungan bagi warga Palestina terutama untuk obat-obatan dan makanan,” tegasnya.
Bentuk bantuan UMJ seperti dijelaskan oleh Wakil Rektor I adalah berupa bantuan untuk pengungsi Palestina untuk dapat belajar di UMJ. Dikatakan bahwa UMJ akan mendukung warga Palestina untuk kuliah di kampus ini. Bantuan lainnya kata Wakil Rektor I adalah meninggalkan dan tidak mengkonsumsi produk-produk yang mendukung eksistensi Israel. Selanjutnya, sebagai masyarakat yang beragama ikut mendoakan Palestina agar dapat kembali menjalani kehidupannya secara normal.
Anggota DPR Ledia Hanifa Amaliah, S.Si., M.Psi.T., menjelaskan Indonesia telah melakukan berbagai dukungan terhadap Palestina sejak peristiwa 7 Oktober lalu. Diantara dukungan itu disampaikan di berbagai forum internasional termasuk di PBB. Indonesia ikut memberikan suara menyokong terhadap resolusi Majelis Umum PBB yang menyerukan penghentian perang dan membuka jalur bantuan kemanusiaan.
Dalam situasi sekarang ini, Ledia mengajak masyarakat agar mendorong Pemerintah untuk terus aktif bersuara di dunia internasional mendesak dibukanya jalur-jalur pengiriman bantuan kemanusiaan. Selanjutnya juga mendorong pemerintah untuk terus aktif bersuara di dunia internasional mendesak dihentikannya penjajahan Israel atas Bangsa Palestina dan menggalang kekuatan internasional untuk meningkatkan status keanggotaan Palestina di PBB. Dan di sisi lain, perlu memperkuat dukungan media untuk Palestina demi memobilisasi dan membangun kesadaran opini publik internasional
Menggalang Opini Dunia
Sementara itu, Ketua Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban Dr. Ahed Abu Al Atta menjelaskan bahwa Badai Al Aqsa yang terjadi tanggal 7 Oktober itu merupakan upaya perlawanan dalam melepaskan diri dari penjajahan dan membebaskan Al Aqsa Hal itu karena sudah banyak jatuh korban di pihak Palestina dan bahkan terdapat 7000 orang Palestina di penjara Israel.
Mengenai langkah apa yang dapat dilakukan masyarakat termasuk mahasiswa Dr Ahed menyatakan, “Yang bisa dilakukan sebagai mahasiswa adalah berkampanye di media sosial dan aktif memberitakan dan men-share kejahatan perang yang dilakukan oleh bangsa Israel.” Dukungan ini bagian dari membangun opini dunia bahwa tindakan Hamas ini merupakan langkah perjuangan dalam membebaskan negaranya dari penjajahan Israel.
Selain itu Dr. Ahed menyerukan agar masyarakat melakukan aksi demonstrasi untuk mengirimkan pesan kepada para pengambil kebijakan dan dunia agar menghentikan perang dan penjajahan yang dilakukan Israel. Dr Ahed juga menyerukan agar masyarakat memboikot produk-produk yang ada kaitan dengan Israel. Itulah sejumlah langkah dalam membantu Palestina selain juga terjun sebagai relawan membantu kegiatan sosial dan kemanusiaan bagi Palestina.
Pembicara lainnya Drs. Sumarno., M.Si menyebutkan bahwa insiden 7 Oktober tidak berdiri sendiri. Insiden itu muncul dari penjajahan yang sudah lama terjadi sehingga terjadi perjuangan untuk kemerdekaan Palestina. Sejak awal, Indonesia memberikan dukungan kepada Palestina untuk mewujudkan kemerdekaannya. Dukungan diberikan oleh masyarakat maupun negara. Sumarno menyebutkan bahwa agresi militer Israel ke Palestina, telah melahirkan solidaritas internasional untuk Palestina. Apa yang terjadi di Gaza saat ini adalah tragedi yang menyentuh nilai-nilai kemanusiaan universal. “Sebagian besar masyarakat Indonesia memberikan dukungan yang massif pada perjuangan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaannya dari penjajah Israel,” jelas Sumarno. Aksi dukungan itu diwujudkan dalam berbagai bentuk: donasi ke berbagai lembaga terpercaya, aksi demonstrasi serta aksi di media sosial.